Karena tidak ada seorangpun yang dapat meletakkan dasar lain dari pada dasar yang telah diletakkan, yaitu Yesus Kristus.
Indonesia memiliki dasar negara yaitu Pancasila dimana dasar pertama ditetapkan adalah Ketuhanan Yang Maha Esa. Negara memandang perlu untuk meletakkan dasar pertama Ketuhanan yang Maha Esa karena segala sesuatu memang berasal dari Tuhan.
Negara ini bisa berdiri karena berkat dan rahmat Tuhan yang Maha Kuasa yang telah memberikan kelimpahan berupa kemerdekaan bagi bangsa Indonesia dari penjajahan. Dan sebagai wujud terima kasih bangsa ini kepada Tuhan, maka ditetapkanlah dasar yang pertama adalah Ketuhanan Yang Maha Esa.
Sama seperti bangsa dan negara Indonesia, umat Tuhan juga harus meletakkan dan memiliki dasar atau fondasi sebagai landasan berpijak dalam kehidupannya. Mengapa? Karena tanpa dasar yang kokoh maka kehidupan kita akan rapuh dan mudah patah. Kehidupan yang tanpa dasar atau fondasi akan menjadi mudah diombang-ambingkan segala macam masalah, mudah menjadi gelisah, mudah menjadi takut, khawatir, bimbang dan ragu dalam menjalani kehidupan, gampang putus asa serta tidak berpengharapan. Pertanyaannya sekarang adalah, apa yang menjadi fondasi kita? Mungkin kita berpikir bahwa fondasi yang kokoh adalah uang karena dengan uang segalanya dapat diperoleh dan dengan uang kita dapat mengatur segalanya. Mungkin sebagian berpendapat bahwa fondasi yang kokoh dalam rumah tangga adalah harta kekayaan yang melimpah yang tidak habis tujuh keturunan sehingga masa depan anak dan cucu bisa terjamin. Jadi, apakah dengan memiliki uang dan memiliki kekayaan yang melimpah dapat dijadikan sebagai dasar hidup? Apakah dengan demikian kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, kecemasan dan keraguan dan lain sebagainya tidak ada dalam kehidupan saudara? Inilah yang menjadi bahan perenungan kita bersama, mengapa ada begitu banyak orang tidak mengalami damai sejahtera ketika uang dan kekayaan menjadi dasar hidupnya.
Ketika Tuhan meletakkan dasar bagi kehidupan umat Israel yaitu Hukum Taurat yang disampaikan melalui Musa di Gunung Sinai, tidak ada yang sanggup untuk melaksanakannya dengan sempurna. Hukum Taurat begitu berat untuk dilaksanakan. Hukum Taurat masih merupakan bayang-bayang dari keselamatan yang akan datang. Namun syukur bagi Tuhan, karena KasihNya yang begitu besar kepada manusia, Tuhan kembali memberikan dasar yang baru yaitu sebuah batu penjuru agar manusia dapat hidup. Sang Batu penjuru itu adalah Yesus Kristus. Siapa yang percaya kepada Batu Penjuru itu, tidak akan gelisah (Yesaya 28:16). Namun masalahnya adalah, ada begitu banyak orang yang tidak mau menerima batu itu sebagai dasar atau sebagai batu penjuru dalam hidupnya, dalam rumah tangganya, dalam pekerjaannya dan ada begitu banyak orang membuang batu itu karena dianggap tidak layak dijadikan dasar dalam kehidupannya. (Kisah 4:11). Ada begitu banyak orang berusaha mengganti batu itu dengan kekayaan, dengan uang, dengan jabatan, dengan filsafat-filsafat, dengan dongeng turun-temurun dan lain sebagainya. Itu sebabnya, ada begitu banyak orang menjadi gelisah, menjadi khawatir, menjadi takut dalam menghadapi kehidupannya dan tidak memiliki pengharapan. Ketika mengalami masalah rumah tangga, kita menjadi goyah. Ketika menghadapi masalah keuangan, kita menjadi khawatir. Ketika penyakit tidak kunjung sembuh, kita menjadi ragu, dan lain sebagainya. Ingatlah, bahwa kita tidak dapat menggantikan dan meletakkan dasar yang lain selain yang telah diberikan Tuhan kepada kita, yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus telah membebaskan kita dari segala belenggu dosa, dari segala kutuk, dari segala kekhawatiran, dari segala ketakutan, kecemasan dan lain sebagainya. Yesus Kristus telah menjamin kita untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Keselamatan telah ada di dalam tanganNya dan telah diberikan kepada orang yang percaya kepadaNya. Oleh karena itu, mari kita jadikan Yesus Kristus sebagai batu penjuru, sebagai dasar dalam kehidupan kita, dalam rumah tangga kita, dalam pekerjaan kita dan dalam menghadapi hari-hari yang tidak menentu, karena didalam Yesus ada kepastian dan di dalam Yesus ada kemenangan. YESUS KRISTUS ADALAH DASAR SEGALA SESUATU. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
Sama seperti bangsa dan negara Indonesia, umat Tuhan juga harus meletakkan dan memiliki dasar atau fondasi sebagai landasan berpijak dalam kehidupannya. Mengapa? Karena tanpa dasar yang kokoh maka kehidupan kita akan rapuh dan mudah patah. Kehidupan yang tanpa dasar atau fondasi akan menjadi mudah diombang-ambingkan segala macam masalah, mudah menjadi gelisah, mudah menjadi takut, khawatir, bimbang dan ragu dalam menjalani kehidupan, gampang putus asa serta tidak berpengharapan. Pertanyaannya sekarang adalah, apa yang menjadi fondasi kita? Mungkin kita berpikir bahwa fondasi yang kokoh adalah uang karena dengan uang segalanya dapat diperoleh dan dengan uang kita dapat mengatur segalanya. Mungkin sebagian berpendapat bahwa fondasi yang kokoh dalam rumah tangga adalah harta kekayaan yang melimpah yang tidak habis tujuh keturunan sehingga masa depan anak dan cucu bisa terjamin. Jadi, apakah dengan memiliki uang dan memiliki kekayaan yang melimpah dapat dijadikan sebagai dasar hidup? Apakah dengan demikian kegelisahan, kekhawatiran, ketakutan, kecemasan dan keraguan dan lain sebagainya tidak ada dalam kehidupan saudara? Inilah yang menjadi bahan perenungan kita bersama, mengapa ada begitu banyak orang tidak mengalami damai sejahtera ketika uang dan kekayaan menjadi dasar hidupnya.
Ketika Tuhan meletakkan dasar bagi kehidupan umat Israel yaitu Hukum Taurat yang disampaikan melalui Musa di Gunung Sinai, tidak ada yang sanggup untuk melaksanakannya dengan sempurna. Hukum Taurat begitu berat untuk dilaksanakan. Hukum Taurat masih merupakan bayang-bayang dari keselamatan yang akan datang. Namun syukur bagi Tuhan, karena KasihNya yang begitu besar kepada manusia, Tuhan kembali memberikan dasar yang baru yaitu sebuah batu penjuru agar manusia dapat hidup. Sang Batu penjuru itu adalah Yesus Kristus. Siapa yang percaya kepada Batu Penjuru itu, tidak akan gelisah (Yesaya 28:16). Namun masalahnya adalah, ada begitu banyak orang yang tidak mau menerima batu itu sebagai dasar atau sebagai batu penjuru dalam hidupnya, dalam rumah tangganya, dalam pekerjaannya dan ada begitu banyak orang membuang batu itu karena dianggap tidak layak dijadikan dasar dalam kehidupannya. (Kisah 4:11). Ada begitu banyak orang berusaha mengganti batu itu dengan kekayaan, dengan uang, dengan jabatan, dengan filsafat-filsafat, dengan dongeng turun-temurun dan lain sebagainya. Itu sebabnya, ada begitu banyak orang menjadi gelisah, menjadi khawatir, menjadi takut dalam menghadapi kehidupannya dan tidak memiliki pengharapan. Ketika mengalami masalah rumah tangga, kita menjadi goyah. Ketika menghadapi masalah keuangan, kita menjadi khawatir. Ketika penyakit tidak kunjung sembuh, kita menjadi ragu, dan lain sebagainya. Ingatlah, bahwa kita tidak dapat menggantikan dan meletakkan dasar yang lain selain yang telah diberikan Tuhan kepada kita, yaitu Yesus Kristus. Yesus Kristus telah membebaskan kita dari segala belenggu dosa, dari segala kutuk, dari segala kekhawatiran, dari segala ketakutan, kecemasan dan lain sebagainya. Yesus Kristus telah menjamin kita untuk dapat masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Keselamatan telah ada di dalam tanganNya dan telah diberikan kepada orang yang percaya kepadaNya. Oleh karena itu, mari kita jadikan Yesus Kristus sebagai batu penjuru, sebagai dasar dalam kehidupan kita, dalam rumah tangga kita, dalam pekerjaan kita dan dalam menghadapi hari-hari yang tidak menentu, karena didalam Yesus ada kepastian dan di dalam Yesus ada kemenangan. YESUS KRISTUS ADALAH DASAR SEGALA SESUATU. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar