Tetapi orang Farisi berkata: "Dengan kuasa penghulu setan Ia mengusir setan."
Di dalam Injil, sering terlihat peran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi yang selalu mengikuti kemana pun pelayanan yang dilakukan oleh Yesus. Mereka mengamat-amati, melihat, memperhatikan, mengkritik serta mengecam apapun yang dilakukan Yesus. Ketika Yesus menyembuhkan orang sakit di hari Sabat,
mereka menghubungkan pengetahuan yang mereka ketahui tentang hukum Taurat dengan perbuatan Yesus dan mengatakan bahwa hal itu bertentangan dan tidak diperbolehkan. Ketika Yesus mengusir roh jahat dari seseorang, mereka mengatakan bahwa Yesus melakukan semua itu dengan pertolongan penghulu setan. Ada begitu banyak komentar-komentar mereka yang berusaha menjatuhkan nama Yesus di mata para pengikutNya.
Peran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi masih sering terlihat dalam lingkungan kehidupan umat Tuhan pada saat ini. Tanpa sadar, umat Tuhan sering berperan seperti mereka, melihat, mengamat-amati, mengkritik bahkan mengecam umat Tuhan lain yang berbeda denominasi,berbeda aliran, berbeda tata cara ibadah dan berbeda dalam hal doktrin. Ketika hari Natal tiba, umat Tuhan yang satu melakukan perayaan Natal dengan segala bentuknya dan biaya yang beraneka ragam, umat lain mengecam dan mengatakan tidak perlu melakukan perayaan Natal karena itu tidak Alkitabiah dan merupakan upacara penyembahan berhala yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dan juga sebagai pemborosan. Ketika hari Pentakosta tiba, sebagian umat Tuhan dari denominasi tertentu melakukan doa selama sepuluh hari berturut-turut untuk dipenuhi Roh Kudus, umat lain mengecam dan berkata bahwa tidak perlu berdoa dan meminta kepenuhan Roh Kudus karena Roh Kudus sudah ada dalam diri orang percaya, mereka juga mengatakan bahwa percuma dipenuhi Roh Kudus kalau tidak bersaksi, percuma dipenuhi Roh Kudus kalau hanya ingin memuaskan hasrat diri sendiri dan lain sebagainya yang bertujuan agar orang tidak datang ke gereja untuk berdoa dan menjadi sama seperti mereka yang menghujat. Bahkan lebih keji lagi sudah berani menghakimi dengan mengatakan bahwa Roh Kudus yang dicurahkan bagi sebagian umat Tuhan pada hari Pentakosta adalah dari setan karena tidak mungkin lagi Roh Kudus melakukan hal itu dan lain sebagainya alasan mereka yang menghujat. Ketika dilakukan suatu KKR yang luar biasa hebat dan banyak terjadi mujizat, umat lain berkata dan mengecam bahwa orang-orang yang ikut KKR tersebut hanya mengejar mujizat dan hamba Tuhan yang melayani dikatakan hanya mau mencari ketenaran. Ada begitu banyak hal-hal yang diutarakan sebagai nada kritik dan mengecam seakan-akan pemahaman pengkritiklah yang paling benar tentang kebenaran. Perilaku mereka menjadi sama seperti orang Farisi. Penuh dengan kritik, penuh dengan nada penghakiman dan seakan-akan yang dilakukan oleh sebagian umat yang ada adalah salah dan tidak berdasarkan Alkitab. Adakah yang salah dalam semuanya itu? Mengapa sebagian orang menjadi seperti orang Farisi yang hanya tahunya mengkritik dan mengecam? Tidak adakah pekerjaan lain selain dari hal tersebut? Oh, alangkahnya sedihnya Tuhan Yesus apabila umatNya menjadi saling mengecam hanya karena berbeda pandangan dan berbeda perilaku dalam mengekpresikan imannya.
Tuhan Yesus tidak pernah mengecam siapapun yang berjalan bersama dengan Dia. Tuhan Yesus hanya bertentangan dengan orang yang meninggikan diri dan tidak mau menerima Dia. Itupun Dia tidak pernah menghakimi bahkan menghujat mereka yang bertentangan dengan Dia. Tuhan Yesus tidak mempersoalkan keragaman pemahaman tata cara menyembah Tuhan. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus tentang murid yang lain dan apakah yang akan terjadi dengan murid tersebut, Tuhan Yesus menjawab bahwa itu bukanlah urusan Petrus. (Yohanes 21:21-22). Yang diinginkan Yesus dari diri Petrus adalah agar dia mengikut Yesus dan menggembalakan domba-dombaNya dengan benar, itu saja, titik. Urusan orang lain, urusan jemaat lain, urusan gereja lain adalah urusan Tuhan dan bukan urusan kita. Urusan tata ibadah adalah urusan Tuhan, urusan doktrin adalah urusan Tuhan. Benar atau salah doktrin suatu gereja adalah urusan Tuhan. UmatNya hanya diperintah untuk bersaksi, meluaskan Kerajaan Sorga, memberitakan tentang Yesus, melayani dan menggembalakan domba-dombaNya. Tapi masalahnya adalah, kita sering meniru perilaku orang-orang Farisi yang tahunya hanya mengkritik, yang tahunya hanya mengecam dan bahkan menghakimi umat Tuhan lainnya. Diperintahkan untuk bersaksi, yang dilakukan adalah mengkritik dan menghujat gereja lain. Disuruh melayani Tuhan, yang dikerjakan mencela tata ibadah gereja umat lain. Kita tanpa sadar berlaku munafik. Kita tanpa sadar telah menghakimi. Ingatlah, bahwa kita semua adalah hamba. Hamba hanya taat kepada Tuannya. Seorang hamba diharapkan hanya bekerja dan bekerja dan tidak bisa mengkritik, mengecam bahkan berbicara yang nadanya menghakimi hamba lainnya. Dalam Roma 14:4 dikatakan demikian : “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.” Jadi, kita sebagai umat Tuhan, mari kita tidak mengkritik, tidak menghujat dan bahkan menghakimi sesama hamba Tuhan yang lain yang tidak sepaham dan tidak sealiran dengan kita, karena kita memiliki tuan yang sama yaitu Yesus Kristus. Jangan berperan seperti orang Farisi, tetapi jadilah sebagai hamba yang setia dan taat kepada perkataan Tuannya. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
Peran ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi masih sering terlihat dalam lingkungan kehidupan umat Tuhan pada saat ini. Tanpa sadar, umat Tuhan sering berperan seperti mereka, melihat, mengamat-amati, mengkritik bahkan mengecam umat Tuhan lain yang berbeda denominasi,berbeda aliran, berbeda tata cara ibadah dan berbeda dalam hal doktrin. Ketika hari Natal tiba, umat Tuhan yang satu melakukan perayaan Natal dengan segala bentuknya dan biaya yang beraneka ragam, umat lain mengecam dan mengatakan tidak perlu melakukan perayaan Natal karena itu tidak Alkitabiah dan merupakan upacara penyembahan berhala yang pernah dilakukan oleh orang-orang yang tidak mengenal Tuhan dan juga sebagai pemborosan. Ketika hari Pentakosta tiba, sebagian umat Tuhan dari denominasi tertentu melakukan doa selama sepuluh hari berturut-turut untuk dipenuhi Roh Kudus, umat lain mengecam dan berkata bahwa tidak perlu berdoa dan meminta kepenuhan Roh Kudus karena Roh Kudus sudah ada dalam diri orang percaya, mereka juga mengatakan bahwa percuma dipenuhi Roh Kudus kalau tidak bersaksi, percuma dipenuhi Roh Kudus kalau hanya ingin memuaskan hasrat diri sendiri dan lain sebagainya yang bertujuan agar orang tidak datang ke gereja untuk berdoa dan menjadi sama seperti mereka yang menghujat. Bahkan lebih keji lagi sudah berani menghakimi dengan mengatakan bahwa Roh Kudus yang dicurahkan bagi sebagian umat Tuhan pada hari Pentakosta adalah dari setan karena tidak mungkin lagi Roh Kudus melakukan hal itu dan lain sebagainya alasan mereka yang menghujat. Ketika dilakukan suatu KKR yang luar biasa hebat dan banyak terjadi mujizat, umat lain berkata dan mengecam bahwa orang-orang yang ikut KKR tersebut hanya mengejar mujizat dan hamba Tuhan yang melayani dikatakan hanya mau mencari ketenaran. Ada begitu banyak hal-hal yang diutarakan sebagai nada kritik dan mengecam seakan-akan pemahaman pengkritiklah yang paling benar tentang kebenaran. Perilaku mereka menjadi sama seperti orang Farisi. Penuh dengan kritik, penuh dengan nada penghakiman dan seakan-akan yang dilakukan oleh sebagian umat yang ada adalah salah dan tidak berdasarkan Alkitab. Adakah yang salah dalam semuanya itu? Mengapa sebagian orang menjadi seperti orang Farisi yang hanya tahunya mengkritik dan mengecam? Tidak adakah pekerjaan lain selain dari hal tersebut? Oh, alangkahnya sedihnya Tuhan Yesus apabila umatNya menjadi saling mengecam hanya karena berbeda pandangan dan berbeda perilaku dalam mengekpresikan imannya.
Tuhan Yesus tidak pernah mengecam siapapun yang berjalan bersama dengan Dia. Tuhan Yesus hanya bertentangan dengan orang yang meninggikan diri dan tidak mau menerima Dia. Itupun Dia tidak pernah menghakimi bahkan menghujat mereka yang bertentangan dengan Dia. Tuhan Yesus tidak mempersoalkan keragaman pemahaman tata cara menyembah Tuhan. Ketika Petrus bertanya kepada Yesus tentang murid yang lain dan apakah yang akan terjadi dengan murid tersebut, Tuhan Yesus menjawab bahwa itu bukanlah urusan Petrus. (Yohanes 21:21-22). Yang diinginkan Yesus dari diri Petrus adalah agar dia mengikut Yesus dan menggembalakan domba-dombaNya dengan benar, itu saja, titik. Urusan orang lain, urusan jemaat lain, urusan gereja lain adalah urusan Tuhan dan bukan urusan kita. Urusan tata ibadah adalah urusan Tuhan, urusan doktrin adalah urusan Tuhan. Benar atau salah doktrin suatu gereja adalah urusan Tuhan. UmatNya hanya diperintah untuk bersaksi, meluaskan Kerajaan Sorga, memberitakan tentang Yesus, melayani dan menggembalakan domba-dombaNya. Tapi masalahnya adalah, kita sering meniru perilaku orang-orang Farisi yang tahunya hanya mengkritik, yang tahunya hanya mengecam dan bahkan menghakimi umat Tuhan lainnya. Diperintahkan untuk bersaksi, yang dilakukan adalah mengkritik dan menghujat gereja lain. Disuruh melayani Tuhan, yang dikerjakan mencela tata ibadah gereja umat lain. Kita tanpa sadar berlaku munafik. Kita tanpa sadar telah menghakimi. Ingatlah, bahwa kita semua adalah hamba. Hamba hanya taat kepada Tuannya. Seorang hamba diharapkan hanya bekerja dan bekerja dan tidak bisa mengkritik, mengecam bahkan berbicara yang nadanya menghakimi hamba lainnya. Dalam Roma 14:4 dikatakan demikian : “Siapakah kamu, sehingga kamu menghakimi hamba orang lain? Entahkah ia berdiri, entahkah ia jatuh, itu adalah urusan tuannya sendiri. Tetapi ia akan tetap berdiri, karena Tuhan berkuasa menjaga dia terus berdiri.” Jadi, kita sebagai umat Tuhan, mari kita tidak mengkritik, tidak menghujat dan bahkan menghakimi sesama hamba Tuhan yang lain yang tidak sepaham dan tidak sealiran dengan kita, karena kita memiliki tuan yang sama yaitu Yesus Kristus. Jangan berperan seperti orang Farisi, tetapi jadilah sebagai hamba yang setia dan taat kepada perkataan Tuannya. Terpujilah nama Tuhan. Amin.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar